
JAKARTA || PINTAR INDONESIA – Platform Rumah Pendidikan menjadi solusi untuk memberikan layanan informasi terintergrsi layanan pendidikan Ruang Inovasi Rumah Pendidikan sebagai pusat kolaborasi dan inovasi teknologi pendidikan.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) telah melakukan perilisan tahap awal (versi beta) platform Rumah Pendidikan.
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikdasmen, Suharti menyampaikan bahwa, Cetak Biru Transformasi Digital melalui Rumah Pendidikan yang dirilis ini tidak hanya bertujuan meningkatkan literasi digital dan efektivitas pembelajaran berbasis teknologi, tetapi juga sejalan dengan misi ketujuh Asta Cita, yakni reformasi birokrasi dan transparansi dalam sektor pendidikan.
“Semoga transformasi ini membawa perubahan besar dalam pengelolaan pendidikan di Indonesia dan menjadi tonggak penting menuju sistem pendidikan yang inovatif dan mendukung program Asta Cita demi tercapainya visi Indonesia Emas 2045,” ujar Suharti, Rabu, (22/01/25) di Jakarta.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi peluncuran Cetak Biru Transformasi Digital melalui Rumah Pendidikan, “Peluncuran platform ini bukan hanya modern tapi saya kagum melihat betapa inklusif dan ini sangat partisipatif. Semoga bisa keberlanjutan karena ini inisiatif yang bagus,” tuturnya.
Portal Rumah Pendidikan adalah platform terintegrasi yang mendukung kolaborasi seluruh aktor pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Portal Rumah Pendidikan mengusung nilai RAMAH. RAMAH adalah akronim dari Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis. Portal ini tidak menghapus platform pendidikan yang sudah berdampak positif, tetapi mengintegrasikannya untuk menghindari tumpang tindih aplikasi.
Cetak Biru Peta Jalan Transformasi Digital Pendidikan dan perilisan akan dilakukan secara bertahap. Cetak Biru Transformasi Digital Pendidikan merinci roadmap pengembangan Rumah Pendidikan dalam tiga fase. Pertama, 2025 yakni tahap integrasi layanan lebih dari 950 aplikasi menjadi portal informasi dengan fokus pada Ruang GTK, Murid, Sekolah, dan Bahasa. Kedua, 2026-2027 yakni tahap penguatan ekosistem melalui teknologi API dan interoperabilitas data untuk mendukung kolaborasi. Ketiga, 2028-2029 yakni tahap implementasi layanan penuh, termasuk otomatisasi dokumen administratif dan layanan berbasis personalisasi.
Kepala Pusdatin, Yudhistira Nugraha, mengatakan bahwa setiap tahun, Rumah Pendidikan akan terus diperbaiki, dengan peningkatan kualitas layanan digital, infrastruktur, dan kolaborasi antar direktorat di Kemendikdasmen untuk memastikan kebermanfaatan setiap Ruang di dalam Portal secara berkelanjutan.
Ia juga menambahkan bahwa layanan digital yang sudah berdampak positif tidak akan dihapus, tetapi diintegrasikan ke dalam Rumah Pendidikan. “Ini hanyalah awal, penyempurnaan akan terus dilanjutkan di dalam beberapa tahun ke depan untuk terus memberikan layanan yang menjawab kebutuhan para pelaku Pendidikan di Indonesia,” imbuhnya.
Peluncuran Cetak Biru dan Portal Rumah Pendidikan versi Beta diharapkan membawa perubahan besar dalam layanan digital pendidikan. Sesjen Kemendikdasmen dalam laporannya menegaskan bahwa platform ini bukan untuk menggantikan aplikasi lama, tetapi untuk mempermudah akses, meningkatkan efektivitas proses, dan memastikan pemanfaatan anggaran yang lebih efisien, sekaligus mengundang semua pihak untuk berkolaborasi.
Rumah Pendidikan membuka peluang kolaborasi dengan para pelaku pendidikan, termasuk mitra penyedia konten, untuk mendorong inovasi dan pengembangan bersama.
Sesjen Kemendikdasmen mengatakan bahwa Rumah Pendidikan adalah pintu awal menuju sistem pendidikan yang lebih baik, menghubungkan semua aktor dalam satu ekosistem digital yang terintegrasi. (*)
- Pewarta : Angga DKI
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Ronie Dwito