
SURABAYA || PINTAR INDONESIA – Alat Pendeteksi Dini Hipertensi. Tingginya tingkat penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi yang kerap tidak disadari oleh penderita menjadi faktor utama penyebab kematian nomor satu di dunia. Termasuk di Indonesia.
Minimnya pemahaman dan edukasi tentang faktor risiko, termasuk cara pencegahan dan deteksi dini hipertensi juga menjadi salah satu faktor penyebab kematian.
Untuk itulah, tim dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari Muchamad Arif Al Ardha, Dzulkiflih, dan Wahyu Dwi Kurniawan merancang inovasi baru bernama Hand-Held Dynamometer (Handem) sebagai alat pendeteksi dini hipertensi.
Ardha selaku Ketua Tim Peneliti Handem menjelaskan bahwa, Handem hadir sebagai alat multifungsi yang mampu mengukur kekuatan otot manusia dan mendeteksi gangguan seperti hipertensi dan stroke.
“Alat ini kami kembangkan sebagai solusi alternatif deteksi dini sekaligus rehabilitasi hipertensi,” ujar Ardha melalui rilis resminya, Jumat, (11/04/25).
Menurut dosen pengampu mata kuliah Biomekanika Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) itu, kekuatan otot berkorelasi erat dengan kondisi tekanan darah. Ketidakseimbangan kekuatan otot menjadi salah satu indikator adanya gangguan sistem kardiovaskular.
Di sinilah peran Handem, memanfaatkan prinsip kinetika gerak untuk mengukur gaya otot yang bisa diakses secara praktis, tanpa perlu ke laboratorium.
“Handem bisa digunakan di rumah, di sekolah, bahkan di lapangan. Bentuknya ringkas dan mudah dibawa. Kami ingin alat ini mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat,” terangnya.
Handem bukan hasil kerja semalam, tetapi melalui riset Hand-Held Dynamometer (Handem) ini sebagai solusi untuk alat kesehatan hingga membantu mencegah dan rehabilitasi saat hipertensi.
Proses pengembangannya melibatkan kolaborasi strategis antara tim Unesa dan mitra industri Cahaya Berkah Gusti melalui skema Kedaireka. Konsep dirancang oleh tim peneliti, lalu diterjemahkan ke dalam bentuk prototipe oleh mitra industri. Proyek ini berlangsung dua tahun, dengan lokasi pengujian di Surabaya dan Sidoarjo.
“Buat prototipe itu waktunya satu tahun. Lalu untuk pengembangan dan uji validasi juga satu tahun. Untuk uji coba dilakukan secara sistematis di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, olahraga prestasi, hingga pendidikan,” tandasnya.
Handem sudah dikenalkan melalui pameran dalam dan luar negeri. Bahkan, mendapat apresiasi dari ASEAN Council of Physical Education and Sport dalam ajang International Conference on Physical Education di Malaysia, 2024 lalu.
Handem tidak akan berhenti di penghargaan semata, tetapi tim peneliti memiliki rencana berkelanjutan. Alat ini akan diupayakan untuk diproduksi secara massal, baik dalam skala nasional maupun internasional. Sayangnya, lanjut Ardha, karena keterbatasan dana, membuat produksi dan pemasaran belum maksimal.
“Saya berharap alat ini tidak hanya mendapat dukungan Unesa, tetapi juga mitra. Dan harapannya alat ini dapat menjadi solusi dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan, olahraga prestasi, dan pendidikan,” pungkas Ardha. (*)
- Pewarta : Saputra Wijaya
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Ronie Dwito