
SURABAYA || PINTAR INDONESIA – Miss Tionghoa Indonesia. Bakcang yang merupakan kudapan khas warga Tionghoa terbuat dari bahan dasar beras ketan ini menjadi symbol ikatan kekeluargaan sekaligus pelestarian budaya secara turun temurun,
Untuk melestarikan kebudayaan tersebut, Organisasi Pecinta Seni Budaya Indonesia mengajak generasi muda meramaikan Festival Bakcang Surabaya 2025 yang diadakan pada Sabtu, (07/06/25) di Nola Learning Center Lagoon Avenue Surabaya.
Kemeriahan Festival Bakcang Surabaya 2025 ini disambut hangat oleh masyarakat Surabaya termasuk generasi muda yang tergabung dalam Miss Tionghoa Indonesia.
Miss Tionghoa Indonesia turut lestarikan budaya Kudapan khas Bakcang
(Foto:Tulus/Pintar Indonesia)
Salah satunya adalah Megan Suwandi (12) Runner Up 2 di ajang Little Miss Tionghoa Indonesia 2024 yang mengaku suka menikmati kudapan Bakcang. Selain enak dan gurih, Bakcang menjadi sahabat setia saat perut lapar dikala waktu santai.
“Aku suka Bakcang dengan isian daging babi. Bikin kenyang walau hanya makan 1 biji saja. Sehingga, bisa menjadi teman sarapan dikala terburu buru menjalankan aktifitas,” kata Megan.
Megan juga berharap, semoga kudapan khas Bakcang ini bisa terus dilestarikan. Serta, bisa berinovasi dengan menghadirkan beraneka ragam rasa dagingnya serta kemasan yang lebih kekinian agar bisa menjadi kuliner yang menarik perhatian anak muda.
Hal senada juga disampaikan Ayleena Tanawen (15) siswi SMA Petra 1 Surabaya yang juga ikut ajang Teen Miss Tionghoa Jawa Timur 2025. Dirinya mengaku suka kudapan Bakcang karena sering disuguhkan di rumah oleh orang tuanya.
“Melalui Festival Bakcang Surabaya 2025, aku ingin generasi muda khususnya warga Tionghoa bisa terus melestarikan kudapan lezat ini. Jangan sampai lupa hanya karena maraknya makanan siap saji. Karena, Bakcang tidak hanya sebuah kudapan saja tapi juga memiliki filosofi yang harus dijaga,” terang Ayleena.
Bakcang yang menjadi salah satu symbol akulturasi budaya Tionghoa ini terbuat dari beras ketan sebagai bahan utama dengan isi daging, jamur shintake, kuning telur asin, seledri dan jahe yang dibungkus menggunakan daun pandaan atau daun bamboo bisa juga daun pisang. Dimana, prosesnya direbus di air mendidih selama 2-3 jam.
Stephen Tony ST, MM Anggota Organisasi Pecinta Seni Budaya Indonesia menjelaskan, Bakcang yang memiliki bentuk LIMAS dengan 4 sudut ini memiliki filosofi yang mewakili sifat manusia yang baik.
Sifat baik tersebut diantaranya, Zhi zu (知足) sikap nerimo/legowo/tidak dengki, Gan en (感恩) Bersyukur atas berkah yang didapat, Shan jie (善解 Berpikiran positif dan melihat sisi baik pada orang lain dan Bao rong (包容) Merangkul dan menerima orang lain dengan kasih sayang.
Berbagai keseruan acara disuguhkan. Diantaranya, ada Bincang Budaya bertema “Bakcang dan Falsafahnya”, Fashion Show Miss Tionghoa Indonesia, Lomba Foto bareng Unimaxx serta demo memasak Bakcang.
Menariknya, dalam festival ini juga mendemokan pembuatan kudapan khas Tionghoa Bakcang halal dengan menggunakan daging ayam agar bisa dikonsumsi masyarakat luas.
- Pewarta : Saputra Wijaya
- Foto : Istimewa (Kak Tulus)
- Penerbit ; Ronie Dwito